Selasa, 17 Maret 2009

Tungkaran in My Mind

Gedung 3 FMIPA UNLAM Banjarbaru,Ruang kuliah 2.4 dan 2.5 digemparkan mahasiswa farmasi dengan semangat yang menggebu-gebu yang sedang mengikuti Mid test Pengenalan Lingkungan Lahan Basah yang di asuh oleh Pa Krisdianto,M.Sc. Disana lah semua ini bermula,Kamis 12 Maret 2009 pukul 9.40 WITA

Lahan Basah Desa Tungkaran

Titik Koordinat yang terlukis di whiteboard aula gedung 3 FMIPA UNLAM,mengajak pikiran semua mahasiswa yang ada di sana menjelajah daerah-daerah kawasan lahan basah di kalimantan selatan,memikirkan di mana posisi koordinat itu sebenarnya.

S : 3037’22.8” dan E : 114042’09.2” (Desa Tungkaran-Martapura) merupakan kawasan wetland yang dekat dengan perkampungan warga, koordinat dari bagian daerah yang terletak di Martapura,Kalimantan Selatan. Daerah rawa yang bisa dikatakan memiliki potensi sebagai sumber daya alam untuk kemaslahatan masyarakat,umumnya masyarakat sekitarnya.



kalimantan,khususnya kalimantan selatan Kabupaten Banjar Desa Tungkaran,Cindai Alus banyak memiliki kawasan yang jika hal itu dikategorikan adalah masuk ke dalam kategori Wetland (Lahan Basah). Daerah-daerah dari kawasan kita ini banyak yang digenangi air, baik itu permanen atau tidak. Tidak hanya air yang menutupi sebagian kawasan dari kawasan ini, tetapi juga dapat kita lihat di samping sisi kanan dan kiri jalan bahwa disana terlihat beberapa jenis tanaman seperti eceng gondok,

















hampir sebagian besar permukaan kawasan ini ditutupi oleh eceng gondok selain air. Selain itu, di sisi-sisi jalan juga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai lahan pertanian untuk menanam Padi (Oriza sativa),














selain itu juga ada Pohon Mangga



















pohon jambu,



Ternyata,pohon-pohon seperti ini juga bisa tumbuh di daerah lahan basah ini.














Selain dari pohon-pohon itu, banyak terdapat tanaman seperti :
-teratai,
-kangkung,
-pohon pisang,
-purun
tikus dan masih banyak lagi lainnya.


Jika kita lihat kondisi tersebut,ditambah kemampuan masyarakat sekitar untuk mengolah laha ini, maka kawasan akan memberikan nilai ekonomi kepada masyarakat sekitar , memberikan lahan mata pencaharian bagi penduduk di sana. Walaupun sepertinya jika dilihat dari segi fungsi , kawasan ini kurang dioptimalkan sebagai lahan pertanian, mengapa demikian?? hal ini terlihat dari jenis tanaman yang ada di sana. Padi bukanlah tanaman yang dominant di sana,daerah ini lebih condong ke daerah rawa. Walaupun demikian, ketika kami melakukan penelusuran ke daerah ini, dalam waktu yang bersamaan, di sana terdapat aktifitas masyarakat dalam rangka mendayagunakan kawasan ini,terdapat aktifitas masyarakat dalam rangka mendayagunakan kawasan ini. Terdapat beberapa orang sedang memancing dan rata-rata dari orang-orang tersebut memancing ikan (Sepat siam).


Selain ikan itu, kami juga menemukan hewan jenis mollusca di daerah ini,yaitu bekicot.















Gambaran secara umum tetapi dapat kami lihat dari lahan basah di desa tungkaran ini adalah :

-
menghasilkan material alam yang bernilai ekonomis misalkan saja kayu, juga obat-obatan.
Disepanjang perjalanan kami, menyisiri pemukiman menuju desa tungkaran, hampir di tiap-tiap depan rumah penduduk masing-masing menyediakan kayu bakar yang siap untuk dijual,kemungkinan besar kayu-kayu tersebut dari kawasan wetland disana
.
-
menyediakan kebutuhan manusia akan air minum juga irigasi
-
sebagai sarana transfortasi
-
yang utama sebenarnya adalah sebagai lokasi pendidikan dan penelitian












Selain itu, ada beberapa aktifitas yang jika kita lihat dengan kasat mata,hal ini merupakan alih fungsi dari kawasan lahan basah.Alih fungsi lahan basah (konversi) berlangsung begitu saja. rasa kepemilikan terhadap lahan basah oleh masyarakat setempat tidak begitu kuat. Ekosistem lahan basah dipandang sebagai tanpa pemilik, belum tergarap dan terlantar. Ditinjau dari regulasi yang ada, pengaturan pada ekosistem lahan basah masih sangatlah minim.

















foto di atas mewakili dari sebagian aktifitas yangmemperlihatkan bahwa kawasan ini kurang dimanfaatkan secara baik, bahkan dipergunakan sebagai tempat pembuangan.

hal-hal yang digambarkan foto-foto di atas dapat mencemarkan dan mengalihkan fungsi dari lahan basah di daerah itu, kualitas air menjadi menurun. Berdasarkan info yang akurat dari redaksi media cetak, tahun 2009 di sungai Martapura setiap satu liternya sudah mengandung 16.000 ppm bakteri E.coli. hal ini terjadi akibat hal-hal yang digambarkan oleh foto-foto di atas. Jika air-air di rawa terus mengalir ke aliran-aliran sungai besar dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai air minum,maka akan mengganggu kesehatan seperti gangguan pencernaan, metabolisme tubuh bahkan lama-kelamaan efek jangka panjangnya dapat menimbulkan penyakit yang ditakuti masyarakat,yaitu kanker.

Jadi,penting bagi mahasiswa farmasi untuk menengok lebih jauh ke dalam mengenai pengenalan lingkungan lahan basah ini.

Semoga Bermanfaat...Amiin

Wassalam